Sejarah
Sejarah Tipografi
11 Jan 2025
Pengertian Tipografi
Tipografi adalah seni atau teknik menyusun dan menentukan huruf dan teks dapat dibaca dengan jelas dan menjadi menarik. Dengan menentukan font yang harus digunakan serta tata letak yang benar, maka pembaca akan dengan nyaman dalam membaca suatu hal. Dalam desain, penyampaian kata menggunakan tipografi sangatlah penting karena penggunaan font yang berbeda dapat menyampaikan kesan dan makna yang berbeda pula.
Pengertian tipografi menurut para ahli:
Sudiana “Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau juga setiap barang cetak. Pengertian yang lebih sempit juga hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal yang bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak.”
Darmadi “Tipografi adalah sebuah karya seni penggunaan jenis huruf. Yang adalah sebuah karya seni yang cukup rumit, apalagi kerumitannya ditambah dengan medium design web yang terbatas tetapi juga adalah suatu elemen yang sangat penting dalam komunikasi dengan para pengunjung.”
Roy Brewer “Tipografi dapat memiliki pengertian luas yang meliputi sebuah penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Salam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal berkaitan pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk pada ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.”
Tujuan tipografi sendiri bertujuan agar pembaca mendapat kemudahan dan kenyamanan dalam melihat kejelasan bentuk huruf dan keterbacaan.
Sejarah perkembangan tipografi di dunia dimulai dengan penggunaan PICTOGRAPH. berkembang sehingga ditemukan jenis huruf HIERATIA yang terkenal dengan nama HIEROGLYPHE (Pada abad 1300 SM). Puncak perkembangan tipografi terjadi sekitar abad ke-8 SM di Roma yang mengawali terbentuknya huruf-huruf Romawi.
Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.
Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut Font.
Di Indonesia sendiri sejarah tipografi dimulai sebelum adanya penjajahan dengan tulisan aksara yang berbeda-beda seperti aksara jawa, aksara bali, aksara batak dan sebagainya. Setiap aksara-aksara tersebut digunakan untuk masing-masing daerah asalnya saja, sehingga untuk sistem penulisan dalam komunikasi mengalami kendala antar daerah satu dengan daerah lainnya.
Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia membawa banyak perubahan dalam sistem penulisan huruf. Bangsa Belanda memperkenalkan sistem penulisan huruf sesuai dengan sistem huruf Roman. Sistem huruf Roman tersebut dapat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sistem penulisan yang baru karena sifatnya lebih general, dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi secara luas.
Tipografi pada masa penjajahan Belanda awal mulanya digunakan dalam penyiaran berita dan iklan dalam persaingan perdagangan oleh bangsa Belanda. Pada tahun 1621, Jan Pieterszoon Coen seorang gubernur jenderal Hindia Belanda mengirimkan lembaran informasi ke pemerintah setempat di Commit to User Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles. Surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan yang indah dengan merefleksikan naluri bersaing antara pemerintah Belanda dengan Portugis.
Pada tahun 1744 surat tersebut diterbitkan dalam surat kabar Bataviasche Nouvelles, sebuah surat kabar yang diperuntukkan untuk mengiklankan produk Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia. Di era perang bangsa Indonesia melawan penjajah tipografi banyak juga digunakan dalam iklan-iklan propaganda namun keberadaannya dalam desain saat itu masih menggunakan bentuk-bentuk yang sederhana karena lebih menitikberatkan pada fungsinya sebagai informasi dan propaganda untuk berjuang melawan penjajahan.
Tipografi sendiri mempunyai elemen penting yaitu huruf teks dan huruf judul. Diambil dari beberapa literatur, jenis huruf tipografi dapat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi. Berdasarkan klasifikasi umum ditinjau dari sejarah dan fungsinya seperti Blackletter atau Textura, Humanis atau Venetian, Old style, Transitional, Modern atau Didone, Slab Serif atau Egyptian Art Serif, Sans Serif dan sebagainya.
Penulis: Raca Ghina Lutfiah Simangunsong
Editor: Tim Pena PPI Bandirma